Tujuh tahun terakhir Zaenai Arifin rutin mengolah 1,5 ton
singkong segar per hari menjadi keripik. Hasilnya 600kg keripik iajuaike
beberapa daerah di Pulau Jawa, Bali, dan Lampung. Selain keripik, singkong juga
sering diolah menjadi tapai. Begitulah secara turun-temurun anggota famili
Euphorbiaceae itu dimanfaatkan. Namun, setahun terakhir singkong juga mengisi
tangki-tangki motor dan mobil. Kendaraan itu melaju dengan bahan bakar singkong.
Singkong diolah menjadi bioetanol, pengganti premium.
Menurut Dr Ir Tatang H Soerawidjaja,
dari Tcknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB), singkong salah satu sumber
pati. Pati senyawa karbohidrat kompleks. Sebelum difermentasi, pati diubah
menjadi glukosa, karbohidrat yang lebih sederhana.
Untuk mengurai pati, perlu bantuan cendawan Aspergillus
sp. Cendawan itu menghasilkan enzim alfamilase
dan gliikoamilase yang berperan
mengurai pati menjadi glukosa alias gula sederhana. Setelah menjadi gula, bam
difermentasi menjadi etanol.
Lalu bagaimana cara mengolah singkong menjadi etanol?
Berikut Langkah-langkah pembuatan bioetanol berbahan singkong yang dilerapkan
Tatang H Soerawidjaja. Pengolahan berikut ini berkapasitas 10 liter per hari.
1. Kupas 125 kg singkong segar, semua jenis dapal
dimanfaatkan. Bersihkan dan cacah berukuran kecil-kecil.
2. Keringkan singkong yang telah dicacah hingga
kadar air maksimal 16%. Persis singkong yang dikeringkan menjadi gaplek.
Tujuannya agar lebih awet sehingga produsen dapat menyimpan sebagai cadangan
bahan baku
3. Masukkan 25 kg gaplek ke dalam tangki stainless
si eel berkapasitas 120 liter, lalu tambahkan air hingga mencapai volume 100
liter. Panaskan gaplek hingga 100"C selama 0,5 jam. Aduk rebusan gaplek
sampai menjadi bubur dan mengental.
4. Dinginkan bubur gaplek, lalu masukkan ke dalam
langki sakarifikasi. Sakarifikasi adalah proses penguraian pati menjadi
glukosa. Setelah dingin, masukkan cendawan Aspergillus yang akan memecah pati
menjadi glukosa. Untuk menguraikan 100 liter bubur pati singkong. perlu 10 liter
larutan cendawan Aspergillus atau 10% dari total bubur. Konsentrasi cendawan
mencapai 100-juta sel/ml. Sebclum digunakan, Aspergilhis dikuhurkan pada bubur
gaplek yang telah dimasak tadi agar adaptif dengan sifat kimia bubur gaplek.
Cendawan berkembang biak dan bekerja mengurai pati
5 . Dua jam kemudian, bubur gaplek berubah menjadi 2
lapisan: air dan endapan gula. Aduk kembali pati yang sudah menjadi gula itu,
lalu masukkan ke dalam tangki fermentasi. Namun, sebelum difermentasi pastikan
kadar gula larutan pati maksimal 17—18%. Itu adalah kadar gula maksimum yang
disukai bakteri Saccharomyces unluk hidup dan bekerja mengurai gula menjadi
alkohol. Jika kadar gula lebth tinggi, tambahkan air hingga mencapai kadar yang
diinginkan. Bila sebaliknya, tambahkan larutan gula pasir agar mencapai kadar
gula maksimum.
6. Tutup rapat tangki fermentasi untuk mencegah
kontaminasi dan Saccharomyces bekerja mengurai glukosa lebih optimal.
Fermentasi berlangsung anaerob alias tidak membutuhkan oksigen. Agar fermentasi
optimal, jaga suhu pada 28—32"C dan pH 4,5—5,5.
7. Setelah 2—3 hari, larutan pati berubah menjadi 3
lapisan. Lapisan terbawah berupa endapan protein. Di atasnya air, dan etanol.
Hasil fermentasi itu disebut bir yang mengandung 6—12% etanol.
. 8. Sedot larutan etanol dengan selang plastik
melalui kertas saring berukuran 1 mikron untuk menyaring endapan protein.
9. Meski telah disaring, etanol masih bercampurair.
Untuk memisahkannya, lakukan destilasi atau penyulingan. Panaskan campuran air
dan etanol pada suhu 78"C atau setara titik didih etanol. Pada suhu itu
etanol lebih dulu menguap ketimbang air yang bertitik didih 100°C. Uap etanol
dialirkan melalui pipa yang terendam air sehingga terkondensasi dan kembali
menjadi etanol cair.
1 10. Hasil penyulingan berupa 95% etanol dan tidak
dapat larut dalam bensin. Agar larul, diperlukan etanol berkadar 99% atau
disebut etanol kering. Oleh sebab itu, perlu destilasi absorbent. Etanol 95%
itu dipanaskan 100"C. Pada suhu ilu, etanol dan air menguap. Uap keduanya
kemudian dilewatkan ke dalam pipa yang dindingnya berlapis zeolit atau pati.
Zeolit akan menyerap kadar air tersisa hingga diperoleh etanol 99% yang siap
dieampur denganbensin. Sepuluh liter etanol 99%, membutuhkan 120— 130 lifer bir
yang dihasilkan dari 25 kg gaplek